Selasa, 16 Desember 2008

SARAN

Saya salah satu siswa SMK Pelita Bangasa Gorontalo mengucapkan banyak terima kasih kepada guru kami bapak ‘Muhajirin AHM’ yang telah banyak membantu dengan ikhlas untuk mengajar program komputer tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah kami.

Beliau sangat mengharapkan semangat kami untuk belajar agar masa depan akan capai dengan gemilang.

Dengan hadirnya bapak Muhajirin di sekolah kami, Alhamdulillah semangat kami untuk belajar mengenai teknologi komputer semakin meningkat.

Saran:

Di harapkan kepada bapak Muhajirin agar dapat mentransfer ilmu kepada orang yang tepat seperti siswa yang ada di SMK Pelita Bangsa Gorontalo.

Wassalam……….Ronald

Saya Jadi Bersemangat Lagi Untuk Belajar

Saya adalah salah satu siswi perdana SMK Pelita Bangsa, saya hanya ingin berterima kasih kepada bapak Muhajirin, karena sejak bapak mengajar di sekolah ini, saya jadi bersemangat lagi untuk belajar.

Insya allah saya dan teman-teman tidak akan pernah melupakan jasa-jasa bapak kepada kami, jasa-jasa bapak akan selalu kami kenang dan semoga mendapat balasan dari Allah SWT.

Demikian juga sebaliknya, sekiranya bapak akan selalu mengingat kami siswa-siswi perdana SMK Pelita bangsa Gorontalo.
Terima kasih bapak karena telah membantu kami, doakan kami berhasil dengan nilai yang memuasakan. Amiin….

Wassalam………
Nining

“Mewujudkan Tekhnisi Yang Tahu Stel, Bukan Stel Tahu”


Saya salah satu siswa SMK Pelita Bangsa Gorontalo, mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak guru-guru, khususnya Guru Produtif yang telah ikhlas membantu siswa-siswi perdana dalam proses belajar mengajar.

Apa yang telah bapak Muhajir beri kepada kami siswa—siswi perdana, Insya Allah akan bermanfaat untuk membentuk IT Pemula sehingga bisa membangun bangsa dan negara sehingga memberi warna baru pada perkembangan Tekhnologi khususnya di Provinsi Gorontalo.

Harapan saya kepada bapak, agar terus memberikan ilmu-ilmu yang lain, seperti, multimedia jurnalistik sehingga kami siswa-siswi perdana benar-benar mengenal dunia Tekhnologi Informasi dan komuniksai secara Global,

Saya sangat setuju dengan motto yang bapak berikan untuk kami, “Mewujudkan Tekhnisi Yang Tahu Stel, Bukan Stel Tahu”

Salut buat bapak, mottonya simpel, logis dan berbobot.

Wassalam……………………….

Hardin

Salut Buat Bapak


Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak ‘Muhajirin AHM’ yang telah banyak membantu serta mendorong para siswa SMK Pelita Bangsa, dalam meningkatkan mutu pendidikan para siswa SMK berbasis TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) yang hingga sekarang ini perkembangannya sangat pesat.

Harapan saya adalah kepada Yayasan :
Benahi Fisik Sekolah, Tingkatkan Fasilitas, agar mutu SDM SMK Pelita Bangsa dapat berkompetisi diluar dibawah bimbingan Bapak Muhadjir.
Saya sendiri merasa bersyukur telah bertemu seorang bapak yang ikhlas memberikan ilmunya sebagian terhadap kami, sebagaik bekal untuk masa depan kami nanti.
Saya selalu berharap dan mendoakan bapak, agar diberi kekuatan dan kesehatan agar dapat membangun SDM SMK Pelita Bangsa.

Pendidikan dan pengajaran merupakan modal utama dalam diri dibidang ilmu pengetahuan dan tehnologi, namun pendidikan bukan semata-mata kegiatan untuk mengambil ilmu melainkan untuk meningkatkan kualitas moral. Semoga hal terbaik yang telah bapak wujudkan pada kami dengan hati yang tulus ikhlas, semakin menumbuhkan kecintaan kami terhadap bapak, Salut buat Bapak, Tuntun Kami menjadi IT yang handal, Semoga Allah SWT Senantiasa menambahkan Hidayah, Inayah dan Taufiqnya buat bapak.

Wassalam, Erick

Senin, 15 Desember 2008

Manfaat TIK dan Komputer Terhadap Masyarakat



Muhajirin AHM

Latar Belakang

Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya. Terdapat urutan yang sistematis dalam perkembangan teknologi, diawali dengan persoalan yang diciptakan atau yang dihadapi dalam keseharian. Ilmu pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, menjadi modal utama dalam memecahkan persoalan dan menciptakan teknologi. Tahapan berikutnya, temuan teknologi ini diperkenalkan kepada masyarakat dan jika terbukti dapat membantu memudahkan aktivitas manusia kemudian memasuki tahap komersial. Mereka yang mampu memiliki teknologi menjadi penerima manfaat (beneficiaries) teknologi, sedangkan yang tidak mampu berada pada lingkaran luar penerima manfaat teknologi.

Kondisi mampu dan tidak mampu dalam memiliki teknologi inilah yang menjadi penyebab awal (primal causal) dari kesenjangan ekonomi dan sosial. Mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya, yang kaya semakin kaya, yang miskin tetap miskin. Pada sisi gelap, teknologi dapat dituduh sebagai penyebab kesenjangan ekonomi dan sosial.

Keadaan inilah yang kemudian memunculkan ide perlunya pemerataan pemanfaatan teknologi hingga ke masyarakat yang bila secara individu tidak mampu memilikinya. Upaya menciptakan teknologi tepat guna di sektor pertanian, perikanan, dan industri rumahan (home industry) yang berbiaya murah dan dapat diterapkan oleh mereka yang berpendidikan rendah pernah menjadi agenda nasional di berbagai belahan dunia, khususnya di kalangan negara sedang membangun. Teknologi tepat guna menjadi tidak popular lagi menyusul semakin kompleksnya tatanan sosial serta munculnya produk teknologi menengah yang dapat dibuat secara massal dan berharga murah. Efek substitusi inilah yang mematikan upaya dibangunnya teknologi tepat guna di pedesaan.

Pemanfaatan bersama sumber daya teknologi menjadi solusi yang ditawarkan banyak pihak guna mengatasi keterbatasan daya beli terhadap teknologi. Termasuk dalam konsep ini adalah disediakannya angkutan massa di perkotaan atau dalam bidang layanan informasi adanya Community Access Center (CAP) dalam bentuk Warung Telekomunikasi (Wartel) dan Warung Internet (Warnet). Fakta menunjukkan bahwa anggota masyarakat tidak perlu harus memiliki teknologi untuk dapat menikmati manfaat teknologi. Dengan demikian yang penggunaan bersama sumber daya teknologi ini menjawab pernyataan mendasar, yang menjadi persoalan bukan pada kepemilikan atas teknologi tetapi akses kepada teknologi dan bagaimana masyarakat dapat seoptimal mungkin menggunakan teknologi untuk memperbaiki taraf hidupnya.

Uraian di atas mengindikasikan dua hal, di satu sisi teknologi dianggap sebagai alat (means) yang menawarkan kemudahan dan pada gilirannya memberikan kemakmuran, di sisi lain karena kemampuannya memberikan kemakmuran teknologi menjadi tujuan (ends) masyarakat agar dapat memilikinya. Hubungan antara means dan ends ini menjadi pangkal dari fenomena sosial yang muncul dalam perkembangan teknologi. Sebagai means, teknologi hanyalah barang mati yang peran nyatanya sangat ditentukan oleh manusia yang mengendalikannya. Jika pengendalinya memiliki integritas yang tinggi terhadap lingkungan sosialnya, maka teknologi akan terbawa ke suasana positif, dicitrakan sebagai bermanfaat bagi masyarakat. Sebaliknya jika pengguna teknologi berperangai egois, tidak peduli kepada lingkungan, maka dampak negatif dari pemanfaatan teknologi tersebut menjadi tidak terelakkan. Sebagaimana layaknya sebuah pistol, dapat berperan dalam pemberantasan pelaku kejahatan maupun sebagai alat kejahatan., tergantung pada siapa yang menggunakannya. Dengan demikian persoalan menjadi bergeser bukan saja pada teknologi-nya saja, melainkan perhatian harus dipusatkan juga pada manusia pengguna teknologi dan interaksi antara manusia tersebut dengan teknologi yang digunakannya.

Dalam hubungannya sebagai ends, tak dapat dihindarkan bahwa teknologi tertentu menjadi dambaan individu, masyarakat atau bahkan negara untuk memilikinya dan atau berhasil menguasainya. Persoalan yang menyertai keianginan ini adalah keterbatasan daya beli, baik untuk mengadakan penelitian dan pengembangan, pengadaan bahan baku, maupun pembuatan dalam skala produksi tertentu. Pada tataran mikro, dorongan memiliki teknologi yang terdapat pada individu dapat memicu tindakan kriminal atau tidak bertanggung jawab lainnya. Sementara pada tataran agregat, menjadi tugas pemerintah untuk membantu tersedianya teknologi tertentu yang dapat memudahkan kehidupan manusia. Strategi dan Kebijakan publik diperlukan untuk mengakomodasi persoalan teknologi sebagai ends ini.

Di antara bermacam teknologi, di tengah konteks pergulatan antara kemajuan di bidang sosial dan teknologi serta interaksi saling pengaruh di antara keduanya, TIK menempati peran sentral. Isu globalisasi, semakin cepat meluas keseluruh penjuru dunia karena fasilitasi Teknologi Informasi dan Komunikasi. Apa saja yang terjadi di berbagai bagian di planet ini menjadi semakin cepat tersebar dan mudah diketahui dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Semua ini menjadikan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai agen perubahan yang mengubah tatanan sosial kehidupan manusia di seluruh dunia.

Tujuan Penggunakan Perangkat TIK

1. Untuk meningkatkan pengolahan data yang berbasis TIK

2. Untuk meningkatkan kemampuan di bidang teknologi dan pencarian informasi.

3. Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia.

Deskripsi Singkat Tujuan, Peranan, dan Fungsi Komputer berbasis TIK.

1. Bertujuan untuk menunjang program belajar bagi murid dan mengajar bagi guru agar tujuan umum dan khusus pendidikan tercapai secara optimal.

2. Membangun serta memfasilitasi layanan data dan informasi, sehingga dapat membantu proses belajar mengajar serta memfasilitasi keinginan masyarakat untuk mengetahui hal-hal lain yang berkembang diseluruh dunia.

3. Berperan sebagai salah satu sarana pendidikan yang bersifat teknis edukatif dan bersama -sama dengan unsur-unsur pendidikan lainnya ikut menentukan berhasilnya proses pendidikan.

4. Berfungsi memberikan informasi untuk menunjang program belajar dan mengajar. Fungsi dari pelayanan informasi akan menghasilkan tiga macam manfaat yaitu : Sebagai sumber belajar, sumber informasi, mengasah inspirasi dan kreasi.

Dikatakan sebagai sumber belajar karena dengan menggunakan komputer secara tepat guna masyarakat dapat memperdalam pemahaman dan penghayatan pengetahuan yang diperoleh dari Internet. Dikatakan sebagai sumber informasi karena Internet merupakan koleksi perpustakaan yang dapat dipergunakan untuk memperluas cakrawala serta memutakhirkan pengetahuan dan ketrampilan.

Manfaat sebagai sumber kreasi tampak dalam fungsinya memberikan koleksi ringan sehingga memberikan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan perkembangan pengetahuan, ketrampilan, serta nilai dan sikap hidup, dikalangan masyarakat, antara lain ;

1. Dapat meningkatkan produktifitas kerja yang lebih efektif dan efisien.

2. Meningkatkan kemampuan kita dalam mengolah data dan mencari informasi.

3. Dapat menyimpan data lebih lama dan mendapatkan kembali informasi yang kita simpan.

Sejarah Komputer

Disiplin ilmu komputer muncul sejak tahun 1940-an, seiring dengan berpadunya teori logoritma dan logika matematika, serta ditemukannya computer elektronik dengan kemampuan penyimpanan program. Alan Turing dan Kurt Godel, pada tahun 1930-an berhasil memadukan algoritma, logika, dan perhitungan matematika serta merealisasikannya dalam sebuah alat atau rule system.

Prinsip algoritma yang digunakan diambil dari Ada Lovelace, yang telah dikembangkan 60 tahun sebelumnya. Penemu algoritma adalah seorang bernama Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al Khawarizmi , seorang ahli matematika dari Uzbekistan yang hidup pada tahun 770 -840 Masehi. Literatur barat menyebut Al Khwarizmi dengan Algorizm yang kemudian menjadi algoritma. Sedangkan komputer analog diciptakan oleh Vannevar Bosh pada tahun 1920, dan disusul dengan komputer elektronik yang dikembangkan oleh Howard Aiken dan Konrad Zuse tahun 1930.

John Von Neuman pada tahun 1945 mendemontrasikan salah satu karya fenomenalnya yaitu sebuah arsitektur komputer yang disebut „Von Neuman Machine“. Program disimpan pada memori komputer, arsitektur komputer inilah yang kemudian digunakan oleh pengembang sistem komputer modern sampai sekarang.

Tahun 1960 merupakan awal secara formal adanya ilmu computer (komputer science), teknik komputer (Computer Engineering}, komputing (Computing), atau Informatika (Informatics).

Definisi Komputer

Istilah komputer mempunyai pengertian yang luas dan berbeda untuk setiap ahli. Istilah komputer (Computer) diambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to rerckon). Menurut Blissmer (1985), komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai dewngan instruksi yang diberikan, menyimpan perintah perintah dan hasil pengolahaannya, serta menyediakan output dalam bentuk informasi.

Menurut Sanders (1985), komputer adalah sistem elektronik untuk mengolah data dengan cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya, dan menghasilkan output berdasarkan instruksi-instruksi yang telah tersimpan di dalam memor i. Masih banyak lagi ahli yang mendefinisikan secara berbeda tentang komputer. Namun, pada intinya dapat disimpulkan bahwa, komputer adalah suatu peralatan elektronik yang dapat menerima input, mengolat input, memberikan informasi, menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer, dapat menyimpan program dan hasil pengolahan serta bekerja secara otomatis“.

Perkembangan Komputer

Di Indonesia, komputer pertama kali masuk pada awalnya digunakan oleh militer, perbankan, perusahaan minyak, badan sensus dan institusi pemerintah seperti Badan Meteorologi dan Geofisika. Kemudian komputer digunakan oleh perguruan tinggi negeri.

Perkembangan komputer di Indonesia secara luas, diawali dengan merebaknya komputer personal dimulai dengan Apple dan IBM PC. Adapun di tingkat dunia international penggunaan komputer secara garis besar diperkenalkan sebelum tahun 1958.

Kronologi Perkembangan Komputer

Kronologi perkembangan komputer dari generasi pertama sampai generasi terkini adalah sebagai berikut :

1) Komputer Generasi Pertama, memiliki ciri -ciri seperti di bawah ini.

a) Menggunakan teknologi tabng hampa sebagai alat pemroses dan penyimpan data.

b) Memori sangat rendah.

c) Perlu pemanasan awal yang tinggi.

d) Kemampuan mengolah datanya sangat lambat.

e) Ukurannya sangat besar.

f) Cepat panas dan mudah terbakar.

g) Memerlukan banyak tabung hampa dengan tujuan bila ada tabung hampa yang terbakar

tidak mengganggu operasi keseluruhan komputer.

h) Penggunaan tenaga listrik sangat besar.

i) Contoh komputer generasi I : ENIAC, EDVAC, da nsebagainya.

Yang termasuk dalam kelompok komputer generasi pertama adalah UNIVAC 1 (Universal Automatic Computer), SEAD, G-15, SWAC, dan ENIAC. Komputer semacam ENIAC menggunakan 18.000 tabung ha mpa untuk mengolah data.

Pada tahun 1950 -an, beberapa komputer yang mempekerjakan ribuan tabung hampa masih di produksi. Komputer IBM 701 yang dibuat t ahun 1953 misalnya, mengandung 4.000 tabung di dalamnya.

2) Komputer Generasi Kedua

Komputer generasi kedua muncul antara tahun1958 sampai dengan tahun 1963.Munculnya komputer generasi kedua ini ditandai dengan ditemukannya transistor, komponen elektronik berukuran kecil yang cara bekerjanya memanfaatkan aliran muatan (elektron) di dalam zat padat kristalin. Transistor mempunyai sifat lebih ringan lebih kuat dan tahan lama dibandingkan teknologi tabung. Ciri-ciri komputer generasi kedua adalah seperti dibawah ini.

a) Menggunakan teknologi transistor sebagai pengganti tabung hampa

b) Memorinya relatif kecil atau rendah

c) Kecepatan mengolah datanya lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya

d) Kebutuhan untuk pemanasannya tidak terlalu tinggi

e) Ukuran fisiknya lebih kecil dibandingkan generasi sebelumnya

f) Kelebihan lain dari transistor adalah tidak sepanas tabung hampa

g) Pemakaian daya listrik lebih hemat dibanding generasi sebelumnya

h) Penyimpanan data sudah secara magnetik

i) Menjadi titik awal fenomena minikomputer – DEC memperkenalkan komputer pertamanya :

DEC PDP -1 pada tahun 1957

3) Komputer Generasi Ketiga

Pada tahun 1960, produk elektronik masih didominasi oleh radio, tape dan televisi yang telah menggunakan transistor. Pada sat itulah Kilby sedang mengembangkan IC (Integrated Circuit). Tidak lama kemudian, IC rancangan Kilby menggusur penggunaan transistor dan menjadi komponen utama dalam komputer. Inilah computer generasi ketiga yang diperkenalkan antara tahun 1963 sampai dengan tahun1971. Ciri dari komputer generasi ketiga sebagai berikut :

a) Menggunakan Monolitic Integrated Circuit (MIC) dan Large Scale Integration (LSI)

b) Mempunyai memori lebih besar

c) Bekerjanya lebih cepat

d) Ukuran fisiknya lebih kecil dibandingkan generasi pendahulunya

e) Teknologi transistor digantikan dengan penggunaan chip yang mengandung ratusan

atau ribuan transistor yang dipadatkan

f) Menggunakan teknologi small-and medium-scale integrationg)

Sebagai titik awal fenomena mikrokomputer

h) Komputer menjadi lebih kecil dan lebih murah

i) Konsep „time sharing“ diperkenalkan

j) Banyak bahasa pemprograman dihasilkan – BASIC, PASCAL

k) Contoh komputer generasi ini : IBM System/360dan DEC PDP

4) Komputer Generasi Keempat

Dampak dari ide cemerlang Kilby yang telah mengembangkan teknologi IC dapat dirasakan dengan hadi rnya komputerkomputer dalam bentuk yang lebih cerdas, bekerja lebih cepat dan handal, mempunyai kapasitas memori yang sangat besar serta keunggulan-keunggulan lainnya, meski bentuk maupun volumenya justru semakin kecil. Komputer generasi keempat diperkenalkan sejak tahun1971.

Ciri-ciri komputer generasi keempat adalah :

a) telah menggunakan Metal Oxide Semiconductor (MOS),

b) masuk dalam kelompok ini adalah komputer–komputer produksi BMC, IBM dan Apple yang kini beredar di pasaran.

5) Komputer Generasi Kelima

Berkat kepopulerannya di kalangan rumah tangga maupun dunia bisnis, pada sekitar tahun 1982 Komputer pribadi (Personal Computer) yang oleh Majalah ‘Time” diberi gelar ‘ Man of The Year”. Selanjutnya menjelang tahun1990-an, kemampuan komputer pribadi meningkat secara drastis hampir menyamai kemampuan komputer multiuser. Kini komputer tingkat tinggi (higher-end computer) lebih sering membedakannya dari komputer pribadi dari segi kestabilan serta kemampuan multitasking yang lebih baik, daripada hanya bergantung se mata-mata pada kemampuan CPU.

II. Perkembangan Perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Kita semua mengetahui bahwa komputer sebagai penyampai informasi dan komunikasi di dalam bekerjanya tidak berdiri sendiri.

Sistem Komputer

Sistem komputer merupakan perangkat elektronika yang mampu menerima, memproses, dan menyimpan serta menghasulk an bentukan keluaran berupa teks, gambar, simbol, angka dan suara. Di samping itu dalam pengoperasian, bentuk, sistem dan fungsinya kompuetr terdiri dari atas 2 (dua) bagian yaitu Hardware dan Software.

1. Hardware (Perangkat Keras).

Perangkat hardware komputer dapat dikelompokkan menjadi :

a. Perangkat Input (Masukan) diantaranya ; Keyboard, Mouse, Scaner, dll.

b. Perangkat proses contohnya :

CPU (Control Processing unit) adalah alat yang berfungsi sebagai mpemproses (pengolah) data.

c. Perangkat output dinataranya ;

Monitor adalah alat yang digunakan untuk menampilkan, data Printer adalah alat yang berfungsi

untuk menampilkan gambar, grafik atau data melalui pencetakkan.

2. Software (Perangkat Lunak).

Software merupakan sebuah program komputer yang berisi sekumpulan instruksi dibuat dengan menggunakan bahasa khusus. Program ini memberi perintah kepada komputer untuk melakukan berbagai pengoperasian

Pentingnya Penggunaan Perangkat TIK di Masyarakat

Telah banyak manfaat komputer dalam kehidupan kita sehari-hari sangatlah beragam, mulai sebagai alat bantu menulis, menggambar, mengedit foto, memutar video, memutar lagu sampai analisis data hasil penelitian maupun untuk mengoperasikan program-program, penyelesaian problem-problem ilmiah, industri dan bisnis. Sekarang para manajer, para pendidik, para pejabat, peneliti, dan masyarakat luas telah banyak menggunakan komputer dalam kehidupan sehari-harinya sebagai alat Bantu yang sangat berguna untuk menyelesaikan pekerjaan yang sangat melelahkan dan memakan waktu lama.

Perkembangan dalam dunia komputer, yang memiliki kemampuan seperti alamnya perpustakaan yaitu mencari, mengolah, menyimpan, dan menemukan kembali informasi.

Komputer yang berbasis Internet juga akan cepat tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Bahkan dirasakan menjadi darah daging sistem pendidikan dan pengajaran dan bukan bagian yang terpisah berdiri sendiri. Suasana yang menyenangkan, ruangan yang nyaman, fasilitas yang memadai dapat membuat para pengunjungnya merasa senang dan betah.

Kajian mengenai peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam kontribusinya memberikan dukungan kepada berbagai sektor kehidupan masyarakat berupa peningkatan efisiensi serta produktivitas sudah banyak disajikan di berbagai fora. Pada umumnya studi tentang peran Teknologi Informasi dan Komunikasi di dalam organisasi difokuskan pada persoalan teknis seperti bagaimana memperbaiki kinerja operasional, atau bagaimana Teknologi Informasi dan Komunikasi digunakan sebagai bagian dari strategi bisnis perusahaan. Kajian yang lebih luas seperti misalnya bagaimana dampak sosial dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang sedemikian hebat selama dua dekade terakhir ini relatif masih sedikit dilakukan.

Dalam lingkungan sosial yang selalu berubah, terdapat setidaknya dua faktor yang memperngaruhi perubahan sosial itu sendiri: pelaku perubahan dan mereka yang terkena dampak perubahan. Dalam kaitan ini Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat berperan dalam dua posisi sekaligus, sebagai aktor (means) pengubah dan sekaligus sebagai sasaran (ends) dari perubahan yang ingin dicapai.

Naskah singkat ini dimaksudkan untuk memberi gambaran hubungan sebab akibat yang diperankan oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam konteks perubahan sosial kemasyarakatan.

Dampak Perkembangan TIK di masyarakat

1. Teknologi Informasi dan Komunikasi Bukan Hanya Internet

Awam seringkali menganggap bahwa wujud dari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah Internet. Anggapan ini benar namun tidak tepat. Internet muncul sebagai hasil dari menyatunya (konvergensi) antara Teknologi Informasi (TI) dan Telekomunikasi. Sebelum muncul Internet, telah ada internet atau jaringan komputer lokal maupun antar lokal yang sifatnya tertutup. Sebelum muncul jaringan lokal, telah ada peralatan TI baik yang bekerja berdasar prinsip komputasi maupun secara mekanik elektrik. Contoh perangkat Teknologi Informasi yang bekerja menggunakan mekanik elektrik adalah mesin ketik elektronik, alat cetak semi otomatik, relay atau switch telepon di sentral telepon, papan reklame yang dioperasikan menggunakan rangkaian elektronik analog, dan lain sebagainya.

Komputer dalam bentuknya sekarang merupakan evolusi dari perangkat komputasi elektronik analog, yang selanjutnya dikembangkan menggunakan elektronik digital dengan material silicon. Kebutuhan manusia berkomunikasi ditirukan kepada komputer sehingga muncullah teknologi yang memungkinkan komputer “berbicara” dengan komputer lainnya, atau yang kemudian disebut komunikasi data. Keterhubungan antar komputer membentuk jaringan. Sebagaimana manusia, jaringan komputer-pun menjadi meluas sebagaimana kemampuan manusia membangun keterhubungan dengan manusia lain. Dari sinilah yang kemudian menghasilkan jaringan komputer global atau Internet.

Teknologi elektronika digital dengan prinsip kerja komputasi tidak hanya digunakan pada komputer sebagaimana yang lazim dikenal awam, namun juga dipakai pada berbagai aplikasi, seperti jam digital, sistem pengendalian proses, penyiaran dan penerimaan televisi dan radio, peralatan rumah tangga (home appliances), mainan anak – anak (toys), pesawat telepon, peralatan telekomunikasi, dan masih banyak lagi lainnya. Semua perangkat ini tergolong Teknologi Informasi karena memenuhi definisi Teknologi Informasi dan Komunikasi yakni teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan informasi. Pada perkembangan terkini semua peralatan ini dapat berkomunikasi satu dengan lain menggunakan protokol komunikasi Internet Protocol (IP), sehingga kita dapat menyaksikan bagaimana sebuah Air Conditioner (AC) di rumah dapat dioperasikan dari mana saja melalui Internet. Dapat dimaklumi bila kalangan awam beranggapan bahwa TIK itu identik dengan Internet.

2. Semua Bebas Menjadi Sumber Informasi

Perubahan pertama yang dapat ditunjuk sebagai akibat perkembangan TIK adalah semua orang yang dapat menggunakan akses ke Internet bebas untuk menjadi sumber informasi. Sebagai salah satu wujud teknologi hasil konvergensi antara Teknologi Informasi dan Telekomunikasi, Internet menawarkan banyak kemudahan dalam berkomunikasi. Jika di masa lalu antar individu dihadapkan pada terbatasnya moda komunikasi, dengan Internet persoalan jarak, waktu, modus, dan bentuk informasi tidak lagi menjadi isu persoalan. Internet mengubungkan jutaan manusia di muka bumi ini, tanpa para komunikan perlu mengetahui keberadaaan lawan komunikasinya. Informasi dapat dikirim dan diterima dalam berbagai bentuk, suara, gambar, data, teks, maupun kombinasi dari semua itu. Melalui Internet ini pula, terbentuk komunitas maya yang berkumpul sesuai dengan minatnya masing – masing.

Parametter – demikian sering disebut – tidak lagi terbelenggu oleh keterbatasan peran sebagai pembaca informasi, tetapi pada posisi yang sama sekaligus dapat berperan sebagai sumber informasi. Setiap netter yang tergabung dalam sebuah komunitas maya dapat menuliskan apa saja buah pikirnya, termasuk yang dimaksudkan untuk menyerang pihak lain, tanpa terhalang oleh sensor ataupun editing dari pihak lain. Satu – satunya alat yang dapat digunakan untuk mengendalikan informasi yang dihasilkan oleh para netter adalah komitmennya pada norma dan etika. Dikatakan demikian karena di banyak negara hukum selalu ketinggalan dalam mengantisipasi kemajuan dan kebebasan yang dialami oleh para pengguna teknologi. Meskipun demikian, di beberapa negara, kebebasan dalam mengeluarkan ide dan pikiran melalui Internet sudah mulai dirasa menganggu harmoni kehidupan sosial. Oleh karenanya dibuatlah peraturan dan perundangan guna melingdungi para pihak yang dirugikan dan menghukum mereka yang terbukti menggunakan TIK secara merugikan orang lain.

Mailing list, blog, chating, website merupakan arena komunikasi yang dimaksud di atas. Ciri utamanya adalah adanya komunikasi interaktif, di antara para netter. Di kalangan media massa perubahan ini mulai semakin nyata terlihat, peran sentral penerbit media cetak berangsur – angsur menjadi berkurang. Jika semula media cetak konvensional memegang kendali atas pemberitaan, mengatur siapa yang kontribusi opininya akan diterbitkan, mengalokasikan halaman untuk pemasangan iklan, dan mengendalikan distribusi, setelah munculnya media massa online, kondisi semacam ini tidak sepenuhnya lagi eksis. Narasumber memiliki kesempatan untuk menayangkan aktivitas dan atau idenya di website yang dikelolanya, penulis kolom tidak perlu repot lagi harus menunggu giliran tulisannya dimuat agar, agar dapat segera dibaca publik, penulis kolom dapat membuat website sendiri, atau mengirimkan tulisannya kepada milist yang diikutinya.

Demikian pula pemasang iklan, rata – rata perusahaan menengah dan besar sudah memiliki website yang memuat informasi tentang produk dan atau jasa yang dipasarkan, ketergantungan kepada media massa cetak menjadi berkurang. Media cetak harus memiliki armada distribusi, yang memerlukan pengelolaan tersendiri. Hal ini tidak didapati pada media online. Kendala periodisasi dan distribusi fisik tidak terjadi karena penerbitan berita dapat dilakukan kapan saja, sementara disribusi berita berlangsung secara elektronik seketika ke segala penjuru dunia.

3. Keseragaman Gaya Dan Penampilan

Radio, televisi dan Internet mendorong terjadinya universalisasi gaya hidup dan penampilan. Jika kita perhatikan, bila semula hanya di Jakarta dan kota- kota besar lainnya saja yang terdapat restauran McDonald, Kentucky Fried Chiken, maka sekarang ini kedua restaurant tersebut sudah banyak di kota- kota sedang hingga kota kecamatan yang ramai kegiatan ekonominya. Hal yang sama terjadi pada cara berpakaian para remaja, atau usia sekolah. Model tank top ala Britney Spear, atau gaya bicara dengan logat Jakarta sudah tidak lagi menjadi milik istimewa orang perkotaan, bahkan di desa di lereng gunungpun anak – anak kecil sudah fasih berbicara gaya pemain sinetron di televisi nasional.

Perhatikan juga generasi dibawah, kalangan anak – anak usia balita hingga remaja ABG (Anak Baru Gede) model pakaian, perlengkapan yang melekat di badan, mainan yang disukai, bekal makanan yang dibawa ke sekolah, makanan kesukaan, topik pembicaraan, komik yang dibaca, dan lain sebagainya semuanya menunjukkan kemiripan baik mereka yang tinggal di kota maupun di pedesaan. Yang membedakan barangkali kualitas dan kuantitasnya saja, mereka orang tuanya tergolong mampu menggunakan pakaian, perlengkapan, mainan, makanan yang lebih berkualitas, sementara mereka yang kemampuan ekonominya lemah, dengan memiliki substitusinya saja sudah cukup gembira. Yang penting bukan pada kualitas dan kuantitas namun pada gaya dan penampilan.

Radio dan televisi juga mengubah perilaku ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga, pekerja kantoran, eksekutif perusahaan, bahkan elite politik. Ada era di mana ibu – ibu rumah tangga bersaing dengan para pembantu rumah tangga dalam membincangkan serial sinetron. Ada pula suatu masa di mana para remaja wanita harus mengubah gaya rambutnya untuk mengikuti model iklan yang tiap saat muncul di televisi. Para pekerja kantoran terpaksa meninggalkan tugasnya hanya untuk menyaksikan siaran langsung pertandingan tinju. Eksekutif bisnis harus menugaskan stafnya memonitor televisi dan radio terus menerus untuk mengetahui apakah iklan yang dipasang di media massa tersebut benar – benar ditayangkan/dudarakan sesuai dengan perjanjian. Dan kit amelihat bagaimana para elite politik berlomba – lomba membangun citra diri dengan memanfaatkan media cetak dan elektronik. Lalu muncullah selebritisme, suatu fenomena sosial yang menganggap bahwa mereka yang sering tampil di media massa pastilah orang yang sukses, berbobot, pakar di bidangnya, layak untuk diikuti pendapatnya maupun gayanya.

4. Demokrasi Menjadi Lebih Baik

Setelah lebih dari tiga dekade di bawah kepemimpinan asional yang otoriter dengan demokrasi perwakilan yang semu, kekuasaaan presiden hampir tak terbatas, dan maraknya perilaku kolutif dalam arena politik nasional, dorongan perubahan ke arah negara Indonesia yang lebih demokratis menjadi semakin mudah terwujud dengan fasilitasi TIK. Perjuangan demokrasi memerlukan koordinasi dan komunikasi intensif di antara para aktivis sebagai lokomotif dan masyarakat luas sebagai penumpang gerbong demokrasi. Karakter TIK yang egaliter sangat sesuai dengan sifat demokrasi, oleh karenanya dalam konteks pembangunan demokrasi TIK lebih tepat diposisikan sebagai means dari pada ends.

Efek positif dari semua bebas menjadi sumber informasi adalah terfasilitasinya kebutuhan akan kebebasan berbicara yang menjadi syarat dasar demokrasi. Penyebaran informasi berlangsung secara peer to peer, one to one, one to many ataupun broadcast. Tidak ada hirarki penyampaian informasi yang mengarah kepada filterisasi informasi sebagaimana terjadi pada sistem informasi di suatu organisasi tertutup. Ide perjuangan demokrasi dengan mudah mencapai sasaran masyarakat luas tanpa terkendala oleh rejim pengawasan informasi yang dilakukan oleh penguasa. Pada proses selanjutnya Teknologi Informasi dan Komunikasi mendorong terjadinya kesamaan ide, sebagaimana terjadi pada keseragaman gaya dan penampilan. Yang membedakan hanyalah substansi informasinya saja. Pada yang pertama yang menonjol adalah efek peniruan yang menjurus ke arah konsumtifisme, sedangkan pada gerakan demokrasi TIK berhasil menjadi wahana penyamaan persepsi demokrasi, pendorong keputusan untuk melakukan perubahan ketata negaraan.

Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses demokrasi tidak terbatas pada wahana penyamaan persepsi saja melainkan lebih banyak dari itu. Dalam proses kritis yang menjadi acuan adanya demokrasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi membuktikan dirinya memberikan kontribusi besar dalam proses pemilihan umum (pemilu). Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses penghitungan suara menjadi salah satu yang dapat ditunjuk sebagai bukti. Selain itu, ada banyak sekali bukti bagaimana Teknologi Informasi dan Komunikasi melancarkan proses pemilu. Sejak proses pendaftaran partai politik, pendaftaran calon pemilih, seleksi partai yang layak untuk ikut pemilu, kampanye, pengelolaan organisasi partai politik, pendaftaran dan proses adminstrasi calon legislatif, hingga penentuan pemenang pemilu, semua aktivitas ini menjadi tidak terbayangkan betapa sulitnya jika tidak menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Setelah pemerintahan baru terbentuk, masyarakat menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mengetahui kinerja pemerintah, berinterkasi dengan pejabat pemerintah, maupun memberikan penilaian atas kinerja pemerintah. Ciri – ciri negara demokratis menjadi semakin nyata dengan fasilitasi Teknologi Informasi dan Komunikasi.

5. Peluang Bisnis Baru

“Tidak ada detik.com bila tidak ada Internet.” Kalimat ini disampaikan oleh Budiono Darsono penggagas dan sekaligus pemilik portal berita detik.com. Fenomena perubahan yang muncul seiring dengan maraknya Internet adalah tumbuh menjamurnya bisnis berbasis Internet semacam detik.com. Nama – nama situs dagang di Internet semacam Google, Yahoo, Amazon, eBay, Lelang.com, indoexchange.com, klikbca, dan lain sebagainya sudah menjadi istilah familiar di kalangan bisnis dan pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi. Awal tahun 1999 hingga akhir 2000 dunia bisnis pernah mengalami booming dotcom, suatu model bisnis baru yang dikembangkan dengan menggunakan Internet sebagai sarana dan media transaksi.

Electronic business (e-business) dan Electronic Commerce (e-commerce) menjadi jargon yang masih hidup hingga kini. Bahkan futuris sekelas Lester Thurow, Carl Shapiro, Paul Krugman, Don Tapscott menjelang pergantian abad milenium dengan yakin mengatakan Internet akan mengubah conventional economy menjadi new economy atau digital economy. Suatu kondisi ekonomi yang diwarnai dengan aktivitas bisnis berbasiskan transaksi melalui Internet. Gambaran akan terjadi perubahan besar dalam dunia bisnis didukung oleh liputan media maupun banyak terbitnya buku yang mengulas tentang e-business dan e-commerce. Model bisnis B2C, B2B, C2C menjadi topik utama pembicaraan di berbagai seminar. Sebuah majalah ekonomi bahkan merasa perlu untuk mengubah logo, tampilan dan sajian berita disesuaikan dengan serba “e” yang diyakininya akan terus berlangsung.

Fenomena di atas menggambarkan bagaimana antusiasme kalangan bisnis dalam menyambut Internet. Perubahan ternyata juga terjadi pada perusahaan lama yang kemudian menyadari perlunya memiliki sarana interkasi dengan stakholder melalui Internet. Maka kemudian muncul berribu nama_perusahaan.com atau nama_perusahaan.co.id yang semula menayangkan informasi tentang perusahaan beserta produk dan jasa yang dipasarkan, hingga akhirnya banyak di antaranya yang memanfaatkan Internet untuk transaksi bisnis. Jika pada model pertama – detik.com, amazon, yahoo, ebay dan lainnya – menggunakan konsep click and mortar, yang belakangan muncul diberi atribut brick and mortar. Click and mortar mengacu pada model bisnis baru yang operasionalnya dan sumber penghasilannya sepenuhnya mengandalkan transaksi melalui Internet. Sedangkan brick and mortar mengacu pada bisnis konvensional yang menggunakan Internet sebagai sarana pengembangan bisnis untuk memperkuat bisnis konvensionalnya. Kekuatan bisnis masih terletak pada modus bisnis konvensional.

Di antara jutaan dotcom yang pernah tumbuh, setelah melalui fasa pendewasaan (maturity) hanyalah mereka yang memiliki model bisnis solid saja yang masih tetap eksis. Sebagian besar tumbang menelan kerugian. Internet berhasil mendorong penciptaan bisnis baru, harapan baru dan perilaku bisnis yang sebelumnya bahkan tidak terbayangkan. Namun demikian, bisnis adalah bisnis, Internet hanyalah sarana bisnis, bagi banyak orang, Interney bukanlah bisnis itu sendiri. Memang ada yang menjadikan Internet sebagai bisnis seperti penyelenggara Jasa Akses Internet (ISP dan Warnet) dan pengembang aplikasi Internet (web designer), namun demikian jumlahnya tidaklah sebesar dotcommer.

Kiat yang banyak dipakai para pebisnis Internet antara lain “tidak ada yang tidak dapat dibisniskan di Internet.” Daya pikat Internet sebagai alat dan sekaligus tujuan bisnis dipengaruhi juga oleh kemampuannya menjangkau pasar di seluruh dunia. Sebuah rumah penginapan kecil di pedalaman Finlandia yang selalu diselimuti es menjadi terkenal di seluruh dunia karena dipromosikan melalui Internet. Para turis harus rela mengantri sampai enam bulan untuk dapat giliran menginao di penginapan tersebut. Seorang wanita di Bandung selatan menjadi terkenal di seantero dunia dan bertambah kekayaannya setelah ia membuka jasa perdagangan melalui Internet. Masih banyak contoh sukses (dream come true) bisnis yang dilakukan melalui Internet. Ini semua menggambarkan perubahan di dunia bisnis yang terjadi karena adanya Internet.

6. Perubahan Dalam Layanan Publik

Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak saja melanda perusahaan atau organisasi privat. Al Gore dikala masih menjadi Wakil Presiden Amerika Serikat menjadi pejabat negara pertama di dunia yang menyatakan perlunya birokrasi pemerintahan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan publik. Jauh sebelum itu, Lee Kuan Yew Perdana Menteri Singapura memerintahkan kepada aparat di bawahnya agar dapat menyelesaikan setiap permintaan layanan dari masyarakat selambat –lambatnya dalam tempo dua kali dua puluh empat jam. Permintaan layanan publik semacam ini tidak dapat dengan mudah dipenuhi bila hanya dikerjakan secara manual, harus menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menjawab perintah Perdana Menteri. Al Gore dan LKY dapat dijadikan contoh bagaimana pemimpin negara mengawali gerakan untuk mengotomatisasikan layanan publik menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Dalam perkembangan selanjutnya, yang terjadi tidak hanya otomatisasi layanan publik, tetapi lebih dari itu terjadi efisiensi dan peningkatan produktivitas yang luar biasa, serta peningkatan citra pemerintah di hadapan masyarakat yang dilayaninya. Electronic Government (e-Government) menjadi terminologi yang sering dipakai untuk mendorong terjadinya transformasi paradigma dalam layanan publik. Akuntabilitas, transparansi, akurasi, kecepatan proses layanan, dan produktivitas menjadi kata yang sering diasosiasikan dengan e-Government.

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di lingkungan instansi pemerintah dalam kemasan e-Government dikhawatirkan pada akhirnya tidak berbeda dengan hembusan Sistem Informasi Manajemen Nasional (SIMNas) dan berbagai program pemerintah di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi lainnya yang selalu kandas di tengah jalan seiring minimnya komitmen dari pemimpin nasional, pergantian kebijakan akibat pergantian menteri atau tidak adanya anggaran yang memadai. Jika demikian, keberhasilan negara – negara maju dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi utuk mereformasi birokrasinya, tidak dapat ditiru oleh Indonesia. Dalam hal ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak dapat dituduh sebagai biang kegagalan, atau e-Government hanyalah retorika belaka, namun kunci persoalan kembali kepada manusia yang mengendalikan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

7. Kejahatan Baru

Internet bagaikan pisau, digunakan oleh Ibu rumah tangga baik – baik bermanfaat untuk keluarga, digunakan oleh wanita jalang menjadi sarana pamer aurat. Dampak negatif yang muncul dari pemanfaatan teknologi selalu tidak dapat terhindarkan. Persoalannya, Internet mendorong munculnya jenis – jenis kejahatan baru yang tidak ada sebelumnya. Selain itu cakupan dari kejahatan yang dilakukan melalui Internet sulit diukur dampak langsungnya karena jangkauan Internet yang sedemikian luas.

Dalam kasus penyebaran virus I Love You misalnya, jumlah korban yang terserang hampir separo dari pengguna Internet pada waktu itu. Kerugian yang diderita korban sulit terukur besarnya, karena korban sulit teridentifikasi disebabkan lokasi tersebar di seluruh dunia. Kejahatan penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi merupakan beberapa contoh kejahatan konvensional yang menjadi lebih besar magnitude-nya karena dikerjakan dengan fasilitasi Internet. Selain itu, perusakan situs Internet, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, memata – matai aktivitas seseorang (spyware), mengacaukan trafik jaringan (DDOS) merupakan contoh kejahatan baru yang muncul setelah adanya Internet.

Jenis – jenis kejahatan yang dilakukan menggunakan Internet diperkirakan akan meningkat baik modus maupun kejadiannya. Dorongan kepada seseorang untuk melakukan tindakan kejahatan di Internet sangat banyak, antara lain karena antara pelaku dan korban tidak perlu berada pada ruang dan waktu yang sama, seringkali korban dan pelaku tidak saling mengenal, makin mudahnya penggunaan Internet melalui tampilan program yang user friendly, dan masih lemahnya prasarana hukum yang mengatur bidang Cyber.


8. Penyesuaian Perundangan dan Peraturan

Seorang pelaku carding mengatakan melakukan carding karena dia menganggap di Repbulik Indonesia ini tidak ada aturan yang dapat menghukum pencuri di dunia maya. Baginya dunia maya adalah maya, tidak ada wujud, dan oleh karenanya segala perbuatan yang dilakukan di dunia maya tidak punya implikasi hukum. Seorang carder yang ditangkap polisi dalam pengakuannya mengatakan tidak merasa mencuri kartu kredit dan selanjutnya menipu merchant karena semua aktivitas tersebut dilakukan secara terbuka di Warnet. Seorang teman praktisi Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan bangga menyatakan memiliki ratusan nama domain yang identik dengan nama – nama perusahaan terkenal, dengan harapan suatu saat perusahaan – perusahaan tersebut akan membeli nama domain yang dikuasainya tersebut. Jika perusahaan menolak membeli, maka teman ini akan meng-hacked situs milik perusahaan tersebut, dan kemudian menawarkan jasa security sistem informasi. Seorang pengelola rumah hiburan, diam – diam mengirim email kepada relasi dan berbagai milist yang berisi alamat situs rumah bordil tersebut, di dalam situs tersebut ditayangkan gambar wanita yang siap melayani tamu dengan tarif tertentu. Seorang polisi mengeluh karena setelah susah payah berhasil menangkap carder, dan pengelola bordil maya, dalam proses persidangan hakim dan jaksa tidak dapat meberi hukum yang adil karena kedua hakim dan jaksa menganggap bukti yang diajukan tidak memenuhi ketentuan perundangan dan tidak ada undang – undang yang layak dipakai untuk mengadili kasus tersebut. Akibatnya polisi harus menjelaskan proses perolehan alat bukti dan jaksa/hakim menggunakan undang – undang pidana biasa (KUHP) untuk mentuhi hukuman kepada terdakwa.

Ilustrasi kejadian di atas menggambarkan sudah saatnya tersedia Undang–Undang dan peraturan yang khusus mengatur pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Internet. Pelaku e-commerce dan masyarakat pengguna e-Government perlu menyadari bahwa jika muncul konflik di antara para pihak yang bertransaksi, maka hukum yang ada masih belum layak digunakan untuk mengadili kasus yang muncul. Kekhawatiran terhadap potensi kerugian akibat tidak adanya kepastian hukum dalam transaksi melalui Internet inilah yang menyebabkan banyak mitra bisnis di luar negeri tidak bersedia berbisnis dengan pelaku bisnis Internet di Indonesia.

Selain perundangan, implementasi e-Government yang mengarah pada paperless transactions juga mensyaratkan perlunya dilakukan perubahan terhadap berbagai peraturan dan perundangan yang ada pada saat ini. Laporan pajak melalui Internet misalnya, menjadi dipertanyakan efektivitasnya jika prosedur operasional standar yang berlaku tidak diganti dengan yang berorientasi ke online transactions. Layanan KTP melalui Internet, menjadi kehilangan ruh perubahan bila ternyata masih harus disertai dengan transaksi bawah meja.

9. Tantangan Bagi Pemerintah

Berbagai pemerintah di segenap kawasan telah mengantisipasi perubahan yang disebabkan oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kebijakan dan peraturan dibuat untuk memfasilitasi masyarakat warganya agar dapat seoptimal mungkin memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara benar dan bertanggung jawab. Kebijakan dan peraturan harus diarahkan untuk mendorong makin tingginya nilai – nilai positif dari Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan menekan serendah mungkin dampak negatif dari pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Perluasan akses kepada Teknologi Informasi dan Komunikasi, penambahaan aplikasi dan konten, penguatan pelaku usaha di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi agar lebih kompetitif, pendidikan sumber daya manusia agar trampil dan mumpuni di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, penyediaan bantuan dana bagi mereka yang tergolong miskin untuk memperoleh akses kepada informasi, kemudahan perijinan bagi penyelenggaraan layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi, merupakan beberapa contoh isu yang merupakan tantangan bagi pemerintah.

Dalam konteks pembinaan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian, ketentuan yang berlaku di industri jasa telekomunikasi menjadi tidak relevan apabila diterapkan begitu saja dalam pengaturan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Penutup

Perubahan sosial selalu terjadi setiap saat secara terus menerus. Perubahan sosial tersebut terjadi karena diinginkan atau sebagai dampak dari perubahan pada sektor lain yang terkait dengan masalah sosial. Perubahan itu sendiri dapat menjadi tujuan dan sekaligus sebagai alat untuk mencapai tujuan. Teknologi Informasi dan Komunikasi terbukti berperan sebagai salah satu faktor pengubah tatanan sosial. Perubahan sosial yang diakibatkan oleh pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi terjadi di lingkungan ekonomi, bisnis, politik, pemerintahan, dan terutama dalam pergaulan antar anggota masyarakat.

Dampak dari perubahan yang bersifat positif menjadikan faktor pengubah beralih peran dari yang semula sebagai alat menjadi tujuan agar dapat dimiliki untuk mengubah kondisi pemiliknya. Implikasi dari interaksi semacam ini menuntut dukungan semua pihak terutama pemerintah agar mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memiliki Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi berkesempatan memanfaatkannya, perubahan sosial yang terjadi dari pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat terkendali sehingga dampak negatifnya minimal, serta adanya perlindungan bagi pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi dari tindak kejahatan yang dilakukan sesama pengguna Teknologi Informasi dan Komunikasi. Netralitas dan fleksibilitas Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadikan peran sosial Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat tergantung pada pengendalinya.


MUHAJIRIN AHM, Unisan Gorontalo



Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Free Ebook